Skip to main content

The Big Speech

Lambang OSIS SMAN 5 Bogor


Di pagi hari yang sangat menghauskan (baca: puasa) gua lagi iseng ngubek-ngubek file di laptop gua.
Awalnya gua liat nggak ada yang menarik, sampai gua ngeliat file berjudul:

"The Big Speech"

Tanggal 10 Oktober 2011, hari Senin.
Cuacanya cerah banget waktu itu.
Dan gua, diinstruksikan untuk melakukan oralit orasi kepada siswa-siswi SMAN 5 Bogor.

"Orasinya buat apaa?"

Buat pemilihan ketua OSIS.
atau bahasa kerennya : The Student Council's President Election.

Berikut gua Co-Pas pidato yang gua bikin untuk orasi waktu itu.

(maaf kalo cheesy!)

*drumroll*

Wajah gua yang absurd, semakin absurd di kertas suara.

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Selamat pagi hadirin sekalian, seluruh warga SMA Negeri 5 Bogor yang saya cintai, bapak kepala sekolah, bapak ibu guru yang saya cintai, jajaran staff TU dan seluruh karib kerabat SMA Negeri 5 Bogor yang saya cintai dan saya banggakan.

Hadirin sekalian, yang sedang melakukan proses respirasi seperti layaknya manusia pada umumnya.. yang tentu telah memberikan banyak inspirasi terhadap saya dan saya hormati.

Pertama-tama saya ingin mengucap syukur sebesar-besarnya kepada Allah SWT karena telah memberi saya kesempatan untuk hidup hingga hari ini, sehingga saya dapat berdiri di hadapan anda semua, untuk melakukan sebuah pidato. Sebuah orasi.

Akan tetapi, saya tidak ingin anda semua merasa kaku, merasa bosan (mungkin ada diantara anda yang merasa seperti itu, pasti ada, hehe) maka anggap saja pidato saya ini sebagai sebuah kegiatan yang dapat dijadikan renungan bagi kita semua.

Sebelum saya mulai, saya ingin memberi tahu sepenggal kisah yang saya kutip dari film Catch Me If You Can tahun 2003.

Two little mice fell in a bucket of cream. The first mouse quickly gave up and drowned. The second mouse, wouldn't quit. He struggled so hard that eventually he churned that cream into butter and crawled out. Gentlemen, as of this moment, I am that second mouse.

Nah. Dari cerita tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa apabila kita mau bekerja keras, segala sesuatu pasti akan memungkinkan bagi kita semua.

Saya sendiri masih sedang dalam proses dan selalu berusaha untuk menjadi tikus yang kedua tadi.
Yang selalu berusaha keras, untuk mengubah segala sesuatunya menjadi lebih baik lagi.
Saya yakin, kita semua dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari kita.

Seperti sebuah quote dari Mahatma Gandhi.
“We must become the change we want to see.“

Maka dari itu, disinilah tumbuh sebuah kesadaran dari diri saya untuk menghimbau anda semua untuk turut berpartisipasi dalam upaya realisasi ini.

Mungkin sebagian dari anda telah membaca poster-poster saya yang sudah saya pasang di berbagai tempat.
Di dalam poster-poster tersebut saya menjabarkan VISI dan MISI yang ingin saya capai.
Mungkin saya ingin meralat, saya ingin kita semua mencapainya bersama-sama.

VISI yang saya jabarkan tidak lain adalah:

Menjadikan SMA Negeri 5 Bogor menjadi wawasan wiyata mandala yang lebih terorganisir, sehingga dalam melaksanakan segala suatu hal kita dapat mengaturnya dengan baik.
Kreatif, inovatif. Karena kita membutuhkan generasi yang fresh, karena pertimbangan kita untuk mendapatkan prestise dan prestasi tidak hanya diukur dari kekayaan maupun kebugaran jasmani. Tetapi sejauh apa kita dapat mengexplore daya kreasi kita terhadap hal-hal yang baru.
tidak muluk muluk, maksud saya disini sebenarnya semua yang saya sebutkan pasti dapat kita capai dimulai dari diri kita sendiri.
Untuk menjadi kreatif tidak perlu uang banyak, kan?
Apakah einstein menghirup udara yang berbeda dari kita?
Apakah bill gates menghirup udara yang berbeda dari kita?
Tidak. Kita sama sama menghirup oksigen.
Maka dari itu saya yakin, bersama-sama kita mampu mencapainya.
Bahkan menjadi generasi penerus yang lebih mandiri dan open minded.

Open minded disini, maksud saya adalah kemampuan untuk berpikiran luas.
Inilah yang saya rasa wajib dimiliki banyak orang dalam proses pembentukan karakter, karena proses saling memahami sangat penting dalam aktivitas kita.

Seperti kata obama, “CHANGE, WE NEED”. Saya sependapat dengan beliau.
Kita butuh perubahan.
Dimulai dari yang terkecil.
semua perubahan ini harus dicapai dalam diri masing-masing terlebih dahulu.
Lalu, kita dapat memengaruhi yang lain.

Selanjutnya adalah MISI yang ingin saya lakukan dalam rangka mencapai VISI saya.

Yang pertama adalah Sinkronisasi Potensi Siswa.
Apabila kita bisa dengan cermat menelaah potensi-potensi siswa (baik akademik maupun non-akademik) dan mengalokasikannya dengan baik, saya yakin.
Pasti dapat menjadi jalan emas SMA Negeri 5 Bogor dalam menghasilkan dan memajukan prestise dan prestasi-prestasi yang berdampak baik.

Yang kedua adalah Konsiliasi Penuh Toleransi.
Seringkali ‘penyakit’ yang kita miliki dalam jiwa kepemimpinan kita adalah tidak mau menghiraukan pendapat/keinginan orang lain.
Padahal, proses konsiliasi inilah yang sangat penting untuk kita lakukan, bahkan dengan penuh toleransi agar tercipta sebuah mufakat yang berdampak baik bagi kita semua.

Yang ketiga adalah Rekonstruksi Karakter Tanpa Menghambat Keteguhan Iman Siswa.
Seperti kata guru akuntansi saya, ibu Meri beliau mengatakan bahwa pembentukan karakter sangat penting.
Saya setuju dengan beliau. Rekonstruksi karakter sangat diperlukan oleh generasi kita saat ini. Karena, salah satu cerminan kualitas bangsa kita tersusun dari hal yang terkecil terlebih dahulu, dan itu adalah diri kita sendiri.
Tetapi, semua itu harus kita capai tanpa menghilangkan keteguhan iman kita terhadap Yang Maha Kuasa.
Karena hanya Yang Maha Kuasa-lah, yang mempunyai hak untuk menentukan semuanya.
Masih sanggupkah kita untuk berubah?

Jelas, tentu, pasti, masih.

Bagaimanakah cara kita untuk berubah?
Semua datang dari alam bawah sadar kita.
Bagaimana kita berpikir, bagaimana kita memandang sesuatu.

Baik, setiap orang pasti memiliki perspektif/point of view yang berbeda-beda.
Tetapi tidak ada salahnya apabila kita menanamkan sebuah mindset yang dapat mendukung perkembangan kita semua.

Sebuah mindset, sebuah sugesti yang bahkan bisa kita lakukan semenjak pidato saya ini selesai.

Mindset yang harus diiringi oleh niat, keberanian dan iman yang teguh.

Dan mindset tersebut, tidak lain adalah..

Poster yang dibuat dalam waktu kurang dari 1 jam -,-

FIX THE UNFIXED!

Membetulkan apa yang belum dibetulkan.

Memperbaiki apa yang belum diperbaiki.

Kita mampu, kita bisa,

bersama-sama, saling berintrospeksi diri.

Mari kita bercermin. Jangan sampai kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tidak terlihat.

Jangan takut pada kegagalan.

Boleh bersyukur, tetapi jangan pernah berhenti untuk menjadi lebih baik.

Seperti sebuah quotes dari Winston Churchill.
“Success is not Final. Failure is not fatal.
  It is the courage to continue that counts."

Semoga pidato saya ini mengena di hati anda sekalian, terimakasih atas segala perhatiannya.

Wassalamualaikum. Wr. Wb.


Comments

Popular posts from this blog

Anak Gayo Layak Tersenyum!

Biasanya kalo lagi kongkow-kongkow bareng temen dan lagi jenuh sama mata kuliah, gua suka ngobrolin tempat-tempat wisata yang asik buat travelling. Ada yang bilang pantai Sawarna lah, pulau Kiluan lah, Karimun Jawa lah, Lombok lah, dan tempat-tempat eksotis lainnya yang bikin gua makin bete sama liburan yang nggak kunjung dateng. Tapi kalau misalnya ditanya: "Perjalanan lu yang paling seru kemana, Gi?" Kayanya gua ngga bakalan jawab Bali, Amsterdam, Paris, Garut atau Berlin. Gua bakalan jawab.. "Desa Pantan Jerik, Aceh Tengah." Akhir bulan puasa taun 2013, tepatnya 30 Juli gua bersama Kak Devi, senior gua di SFAN (Sekretariat Forum Anak Nasional) berangkat. Kami ditugaskan untuk menyalurkan bantuan Forum Anak Nasional kepada anak-anak suku Gayo yang jadi korban gempa di daerah Aceh Tengah. Selain nyalurin bantuan kaya ransel, baju koko, alat sholat, buku, alat tulis dan seragam, kami juga bakalan bikin sebuah kegiatan traumahealing buat nyemang

Lebih Dari Seks: Mahasiswa Indonesia sebagai Garda Keadilan Terakhir

Saya lahir di tahun 1994. Saya terlalu muda untuk mengingat Indonesia di tahun 1998. Reformasi, sebagaimana buku sejarah kita menyebutnya, adalah saat rezim otoriter Soeharto dijatuhkan di tahun 1998 setelah berkuasa selama 32 tahun. Di samping beberapa faktor seperti krisis ekonomi, eskalasi konflik dan penggerak akar rumput seperti gerakan massal golongan buruh dan petani, aktivis HAM, serta Partai Rakyat Demokratik (PRD) di masanya, Reformasi dimungkinkan terjadi karena protes besar yang dipimpin gerakan mahasiswa. Demonstrasi mahasiswa menjadi sebuah gerakan nasional, saat berhasil menyebar ke berbagai kota di Indonesia dan menduduki gedung DPR. Tidak lama kemudian, presiden Soeharto menawarkan pengunduran dirinya di televisi dan Reformasi pun terjadi. Gerakan mahasiswa tetap hidup pasca Reformasi, namun tidak pernah sebesar yang terjadi di awal Reformasi. Sekarang di Indonesia, gerakan mahasiswa sepertinya telah menemukan kembali jalannya. Banyak mahasiswa mantan demonst