Skip to main content

Posts

Showing posts from 2017

Belajar Dari Star Wars: Teatrikalitas Untuk Perjuangan

Courtesy: Jakarta Shimbun Perayaan tahunan hari Star Wars sedunia pada tanggal 4 Mei menegaskan kembali kedekatan saya dengan film-film Star Wars semenjak saya masih kecil. Sebagai anak kecil, saya tidak pernah menonton Star Wars di bioskop, tapi saya ingat pernah menonton VCD-nya melalui TV kecil yang usang. Sejujurnya, saya tidak benar-benar mengerti apa itu semua. Saya hanya melihatnya sebagai film fantasi angkasa dan terpesona dengan semua aspek teatrikalnya seperti sinar laser, pertarungan lightsaber dan karakter unik yang ada di dunia Star Wars. Tahun-tahun berlalu, dan seiring bertambahnya usia, saya mulai menyadari pesan kebaikan yang dimiliki oleh film-film Star Wars. Semakin tua usia saya, semakin saya mencintai Star Wars dan memahaminya sebagai wahyu bagi saya. Dua tahun yang lalu, tepatnya pada bulan Desember 2015, Star Wars Episode VIII: The Force Awakens dirilis di bioskop. Mengetahui hal itu akan menjadi pengalaman Star Wars di layar lebar yang pertama

Kebenaran dan Kekuasaan

  Di era berita palsu di mana orang paling berkuasa di dunia bebas secara sadar berbohong setiap saat, menemukan kebenaran mungkin lebih sulit dari yang kita duga. Pada kebenaran terletak kekuatan untuk mengubah dunia menjadi lebih baik. Sayangnya, kebenaran tidak selalu beriringan dengan yang berkuasa. Orang atau badan yang berkuasa takut kehilangan banyak hal. Mereka cenderung takut akan kebenaran dari ketidakadilan yang 'provokatif', sehingga membuat kita mulai mempertanyakan kekuasaan mereka, alih-alih mematuhi mereka. Kita dapat dengan jelas melihat beberapa orang berkuasa merasa terancam oleh kebenaran. Misalnya, mari kita lihat SN, Ketua DPR RI dan tersangka kasus korupsi KTP-el. Dia kira, dia bisa lolos dari kebohongannya dengan tetap menghindari penyelidikan KPK. Baru-baru ini, anak-anak Indonesia juga terkejut dengan fakta bahwa P, seorang fasilitator anak dan pimpinan organisasi lingkungan terkenal, telah melakukan kekerasan seksual terhadap 9 an

Truth and Power

  In the age of fake news where the most powerful person in the free world is consciously lying all the time, finding truth might be harder than we thought. In truth, lies the power to change the world for good. Sadly, truth doesn’t always go hand in hand with the powerful. Powerful individuals or bodies have too much to lose. They tend to fear the truth of 'provocative' injustice, which makes us started questioning instead of obeying them. We can clearly see some powerful people feel threatened by truth. For instance, let’s take a look at SN, Indonesian House of Representative speaker and graft suspect on the e-ID corruption case. SN thought he could got away with his lies by keep bailing out from KPK’s inquiry. Recently, Indonesian children was also in shock with the fact that P, a children facilitator and a leader of a well-known environmental organization, have molested 9 underage boys since 2013. P manipulated those boys by abusing his power as a publ