Gua nulis kali ini bukan cuma buat bikin kalian ketawa-ketawa karena tulisan gua yang garing.
Gua juga nulis ini bukan karena keresahan anak muda jaman sekarang buat punya paha semulus Cherrybelle, atau punya suara semacho Justin Bieber.
Gua nulis ini karena gua merasakan keresahan yang dirasakan oleh temen-temen gua.
Gua juga nulis ini bukan karena keresahan anak muda jaman sekarang buat punya paha semulus Cherrybelle, atau punya suara semacho Justin Bieber.
Gua nulis ini karena gua merasakan keresahan yang dirasakan oleh temen-temen gua.
Kebebasan.
9 huruf, 1 kata, dan sejuta definisi.
Seringkali kata ini dikait-kaitkan dengan sejuta mindset yang negatif.
Seperti; "Bebas itu tidak baik", "Bebas itu budaya barat", "Bebas itu cuma bikin kita nggak teratur", "Bebas berarti nggak punya masa depan", dan konteks-konteks negatif lainnya.
Gua kecewa, padahal arti 'kebebasan' nggak selalu negatif seperti itu.
Kebebasan erat kaitannya dengan hak.
Hak untuk menentukan suatu keputusan dengan cara kita sendiri.
Hak untuk memutuskan apa yang layak untuk kita, karena kita adalah orang yang paling mengenal diri kita sendiri.
Tapi kebanyakan orang kurang menghargai kebebasan.
Seringkali kata ini dikait-kaitkan dengan sejuta mindset yang negatif.
Seperti; "Bebas itu tidak baik", "Bebas itu budaya barat", "Bebas itu cuma bikin kita nggak teratur", "Bebas berarti nggak punya masa depan", dan konteks-konteks negatif lainnya.
Gua kecewa, padahal arti 'kebebasan' nggak selalu negatif seperti itu.
Kebebasan erat kaitannya dengan hak.
Hak untuk menentukan suatu keputusan dengan cara kita sendiri.
Hak untuk memutuskan apa yang layak untuk kita, karena kita adalah orang yang paling mengenal diri kita sendiri.
Tapi kebanyakan orang kurang menghargai kebebasan.
Kebebasan sekarang tuh abu-abu banget. Nggak jelas.
Ada (banyak) orang yang tidak menghargai kebebasan orang lain, bahkan ada yang TIDAK menyadari kebebasan yang berhak dia miliki.
Miris..
Akhir-akhir ini ada banyak temen gua yang curhat karena mereka nggak dikasih kebebasan buat milih universitas, dan milih program studi yang mereka inginkan.
Alasan yang diberikan orang tua mereka nggak bakal jauh dari:
"Kalau kamu pilih jurusan itu, kamu mau jadi apa?"
"Nanti gimana kamu bisa cari kerja? Dapet uang dari mana?"
"Udahlah, gak usah muluk-muluk. Kamu kuliah kaya Papa/Mama aja. Pasti dapet kerja."
"Kita tuh begini karena sayang sama kamu, kita mau yang terbaik buat kamu!"
Dan segudang alasan klise lainnya.
Don't get me wrong, gua disini bukan mau ngehasut kalian buat ngelawan orang tua kalian. Justru emang bener, mereka begitu perhatian karena mereka sayang sama kita.
They really want to love us so much. Pasti.
But the problem is.. Sometimes, they just don't understand what's the best way to do it.
Not yet.
Ada (banyak) orang yang tidak menghargai kebebasan orang lain, bahkan ada yang TIDAK menyadari kebebasan yang berhak dia miliki.
Miris..
Akhir-akhir ini ada banyak temen gua yang curhat karena mereka nggak dikasih kebebasan buat milih universitas, dan milih program studi yang mereka inginkan.
Alasan yang diberikan orang tua mereka nggak bakal jauh dari:
"Kalau kamu pilih jurusan itu, kamu mau jadi apa?"
"Nanti gimana kamu bisa cari kerja? Dapet uang dari mana?"
"Udahlah, gak usah muluk-muluk. Kamu kuliah kaya Papa/Mama aja. Pasti dapet kerja."
"Kita tuh begini karena sayang sama kamu, kita mau yang terbaik buat kamu!"
Dan segudang alasan klise lainnya.
Don't get me wrong, gua disini bukan mau ngehasut kalian buat ngelawan orang tua kalian. Justru emang bener, mereka begitu perhatian karena mereka sayang sama kita.
They really want to love us so much. Pasti.
But the problem is.. Sometimes, they just don't understand what's the best way to do it.
Not yet.
Jadi, jangan salahin orang tua kita juga. Karena terkadang mereka cuma belum mengerti tentang potensi dan diri lu yang sebenernya.
You reckon? |
So, first of all you have to recognize your passion.
Ketahuilah gairah hidup lu.
Seriously. You gotta know what you really, really, really want to do to spend the rest of your life.
Karena dengan mengenali passion, kita akan memiliki arah hidup yang jelas.
Seriously. You gotta know what you really, really, really want to do to spend the rest of your life.
Karena dengan mengenali passion, kita akan memiliki arah hidup yang jelas.
Kata siapa sastrawan nggak bisa survive?
Kata siapa musisi nggak bisa survive?
Kata siapa musisi nggak bisa survive?
Kata siapa tukang lawak nggak bisa survive?
Kata siapa orang hobi masak nggak bisa survive?
Kata siapa orang hobi gambar nggak bisa survive?
Tenang aja. Asal lu tau apa yang lu mau capai, dan mau berusaha untuk ikhlas bekerja keras dalam mencapainya.
Percaya deh sama diri lu sendiri. Dengan begitu, orang lain juga bakal percaya sama lu.
Yang namanya uang, materi, prestise, itu bakal ngikut dengan sendirinya.
Malah, nanti lu cuma nganggep mereka sebagai bonus.
Karena lu menghargai jerih payah lu sendiri, lebih daripada sekedar mengincar materi belaka.
Nggak usah malu, nggak usah patah semangat!
Because you deserve to do what you love. And you deserve to love what you do.
Maka dari itu, tugas kita adalah membuat orang tua kita paham.
Kata siapa orang hobi masak nggak bisa survive?
Kata siapa orang hobi gambar nggak bisa survive?
Tenang aja. Asal lu tau apa yang lu mau capai, dan mau berusaha untuk ikhlas bekerja keras dalam mencapainya.
Percaya deh sama diri lu sendiri. Dengan begitu, orang lain juga bakal percaya sama lu.
Yang namanya uang, materi, prestise, itu bakal ngikut dengan sendirinya.
Malah, nanti lu cuma nganggep mereka sebagai bonus.
Karena lu menghargai jerih payah lu sendiri, lebih daripada sekedar mengincar materi belaka.
Nggak usah malu, nggak usah patah semangat!
Because you deserve to do what you love. And you deserve to love what you do.
Maka dari itu, tugas kita adalah membuat orang tua kita paham.
Make them
understand. Give some reasonings. Convince them.
Yakinkan mereka, bahwa passion kita
memang patut kita perjuangkan!
Tentu, dengan langkah diplomasi yang baik-baik dan sopan yaa.
Tentu, dengan langkah diplomasi yang baik-baik dan sopan yaa.
Jangan pake metodenya Batman ya, nanti yang ada uang jajan lu diganti jadi uang Monopoli.
Oke. Kalau kita pengen sesuatu, kita pasti harus berusaha dulu kan?
Kita pengen tiket konser gratis, harus rela spamming di Twitter seharian.
Kita pengen nilai bagus, harusminum sakatonik ABC rajin belajar.
Kita pengen kentut, harus cari tempat sepi dulu.
Kita pengen nilai bagus, harus
Kita pengen kentut, harus cari tempat sepi dulu.
Pokoknya, untuk meraih sesuatu pasti ada tahap 'effort' atau usahanya sebelum sampai di tahap keberhasilan.
Nggak ada bola yang masuk sendiri ke dalam gawang. Nggak ada upil yang keluar sendiri dari hidung.
Begitu pula kalau kita ingin memperjuangkan kebebasan menentukan passion, kita harus melewati proses berusaha untuk meyakinkan orang tua kita.
Yakinkan bahwa mereka tidak sia-sia memberikan restu kepada kita.
Yakinkan bahwa mereka tidak sia-sia memberikan restu kepada kita.
Lalu, kejar terus passion lu. Konsisten. Tetaplah di jalan yang lu
pilih, karena lu yang paling tau apa yang terbaik buat lu. Dan apa yang
terbaik dalam diri lu, akan membawa kebaikan juga bagi orang lain.
Kadang gua suka kasian sama temen-temen gua yang passion dan mimpi-mimpinya terbatasi. Yang awalnya punya mimpi membumbung tinggi, jadi jatuh runtuh seketika. Semua cuma karena masalah restu aja. Cuma karena orang tuanya mendikte dia supaya mengikuti keputusan mereka yang dianggap 'paling benar'.
Ada juga temen-temen gua yang pasrah aja sama orang tuanya. Pendiriannya udah melayang entah kemana, sampai-sampai passion mereka turut hilang bersamanya.
"Gua yang penting masuk universitas anu. Kalo kerjaan, gampang tinggal dibantu Bokap."
"Cita-cita? Ah, apa aja deh.. Yang penting bisa ngehasilin duit."
Kadang gua suka kasian sama temen-temen gua yang passion dan mimpi-mimpinya terbatasi. Yang awalnya punya mimpi membumbung tinggi, jadi jatuh runtuh seketika. Semua cuma karena masalah restu aja. Cuma karena orang tuanya mendikte dia supaya mengikuti keputusan mereka yang dianggap 'paling benar'.
Ada juga temen-temen gua yang pasrah aja sama orang tuanya. Pendiriannya udah melayang entah kemana, sampai-sampai passion mereka turut hilang bersamanya.
"Gua yang penting masuk universitas anu. Kalo kerjaan, gampang tinggal dibantu Bokap."
"Cita-cita? Ah, apa aja deh.. Yang penting bisa ngehasilin duit."
"Gua ngikut apa aja kata Nyokap sama Bokap aja ah.."
This is sad. Very, very sad. Gua disini bukan mau ngejudge mereka, tapi gua cuma pengen bilang..................
"BANGUN!"
Time flies like butterflies, chances are priceless, so live your life to the fullest!
And the only way to do it, is to find your own passion. Then, live with it.
And the only way to do it, is to find your own passion. Then, live with it.
Define your passion, or somebody else will define it for you.
Passion gua jatuh ke human rights. Mungkin sekilas bagi beberapa orang, ini bukan passion yang menguntungkan, karena nggak bisa ngehasilin banyak duit lah, apa lah.
Tapi gua bersyukur, karena Nyokap dan Bokap tiri gua sendiri nggak pernah mendikte gua harus sekolah di anu, jurusan anu, dll. Karena mereka berpikir gua udah cukup bijaksana untuk mengetahui apa yang harus gua pilih, dan mereka sebatas ngasih saran aja.
Tapi gua bersyukur, karena Nyokap dan Bokap tiri gua sendiri nggak pernah mendikte gua harus sekolah di anu, jurusan anu, dll. Karena mereka berpikir gua udah cukup bijaksana untuk mengetahui apa yang harus gua pilih, dan mereka sebatas ngasih saran aja.
Ibaratnya mereka adalah Vitamin yang memberi gua asupan motivasi. Mereka memperkuat ketahanan spiritual gua, dengan mendengarkan dan memahami tiap keluh-kesah gua.
Sebatas itu aja.
Sebatas itu aja.
Same thing goes for you guys.
Kalo kata Kahlil Gibran, orang tua itu seperti busur panah, dan anak adalah panahnya.
Saat sang panah melesat, sang busur nggak ikut terbang bersamanya kan?
Sebuah panah bisa melesat dengan kencang dan stabil, karena sang busur juga stabil dan memberi 'dorongan' kepadanya.
Memberi dorongan, ke arah manapun panah itu ingin melesat.
Menurut gua sih..
Relasi antara seorang anak dan orang tuanya itu kaya sebuah pertandingan basket.
Dimana seorang anak adalah sang pemain basket, dan orang tua adalah pelatihnya.
Sang pelatih mengajarkan berbagai macam pelajaran kepada sang pemain. Bagaimana caranya berbagi bola dengan pemain lain, bagaimana caranya berkelit dari kemungkinan-kemungkinan terburuk, dan banyak hal lainnya.
Tapi, sang pelatih nggak ikut main kan?
Sang pelatih cuma duduk manis, mengamati dari kejauhan.
Karena saat game dimulai, semuanya tergantung pada sang pemain.
Kemana bola basket itu akan dibawa, semua tergantung kepada sang pemain.
Nah, makanya muncul 1 pertanyaan.
Nah, makanya muncul 1 pertanyaan.
Kalau bukan diri kita yang nentuin jalan hidup kita, siapa lagi?
Where's your liberty?
What's your passion?
Kalo lu belum nemuin jawabannya, cari tau. Lalu, perjuangkan. Secepatnya. Sebelum semua terlambat, dan penyesalannya bakal terasa seumur hidup.
Where there's a spirit, there's a great hope.
Where there's a passion, there's a great goal.
Where there's a passion, there's a great goal.
Sekian post gua kali ini, semoga bisa menginspirasi banyak orang untuk segera memperjuangkan kebebasan dan passionnya.
Post ini ditujukan untuk orang yang belum mencari passion, sedang mencari passion, dan berjuang dalam passionnya.
Never give up on your passion!
Never!
Pictures sources: Many websites from Google.com
I think the key to success is to find your passion and fight for it. So what is your REAL passion? Maybe when you already comfort with something, you easily judge it as your passion, but is that really your passion? How's your passion can make you survive so far? Sometimes we have to re-think.
ReplyDeleteGod has a wonderful plan for every person's life. Your purpose is close to your passion. Use your passion to find your purpose :)
And I think, it's the very important yet first step for you to make a decision as a man, not a boy anymore :)